Pengalaman ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya pernah mendapat nilai merah (20) untuk pelajaran bahasa indonesia. Ketika itu saya sakit beberapa minggu sebelum ujian dan libur untuk beberapa minggu. Ketika saya masuk sekolah kembali, saya tidak ada persiapan sama sekali untuk ujian bahasa indonesia sehinngga nilai yang saya dapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat pembagian rapor, nilai saya bisa dikatakan tinggi, kecuali pelajaran bahasa indonesia. Karena saya takut dimarah orang tua, saya menandatangani rapor saya sendiri. Lalu mengembalikannya kepada wali kelas. Namun ketika itu, wali kelas saya mengetahui bahwa saya yang menandatangani rapor sendiri dan melaoprkannya pada orang tua saya. Ketika dirumah, orang tua memarahi saya dan menasehati saya bahwa nilai merah bukan masalah dan yang terpenting saya sudah usaha dan agar saya tidak menandatanganinya sendiri lagi.
Pembahasan yang saya bahas ialah dengan teori Skinner dikatakan bahwa ada penguatan positif dan juga penguatan negatif. Dalam hal ini, orang tua saya memperkuat perilaku melalui penghentian atau penghilangan perilaku. Kemudian setelah dinasehati oleh orang tua saya, saya pun bisa dikatakan lebih berusaha untuk mendapatkan mana yang lebih baik dan tidak mendapat nilai merah lagi dan saya selalu memberikan rapor saya pada orang tua saya dan jika ada nilai merah saya mencoba jujur dan memberikan rapor tersebut kepada orang tua saya. Dalam kasus ini juga saya melakukan escape behavior dimana memberikan respon yang menimbulkan penghentian dan penghilangan stimulus diskriminatif, misalnya belajar agar tidak mendapatkan nilai merah dan agar dapat menghilangkan sikap untuk tidak memberi rapor pada orang tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar