animasi blog

Rabu, 26 September 2012

Tugas Individu (Tabel 1.2 & Gambar 1.1)

1. Contoh berdasarkan pengalaman pribadi


a. Sebagai Kerangka riset
--> Pengalaman saya ketika saya duduk di baris kursi paling depan dan duduk di kursi paling belakang, dimana saya melihat respon dosen ketika presentasi. Apakah dosen lebih sering bertanya pada orang-orang yang duduk di kursi barisan paling depan ataukah dosen lebih sering bertanya pada dosen yang duduk pada kursi bagian belakang.

b. Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi (positif reinforcement- negatif reinforcement)
--> Pengalaman saya ketika saya masih kecil, saya lebih bisa menangkap pengajaran ketika diberi suatu iming-iming, seperti misalnya kalau nanti rangking 1 akan mendapat hadiah, sedangkan pada adik saya, dia lebih bisa menangkap pengajaran itu jika diancam misalnya kalau kamu tidak mendapat rangking 10 besar, kamu akan dihukum.

c. Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks
--> Ketika masih SD saya bisa dikatakan anak yang susah sekali menghafal perkalian namun saat saya les, guru terus menerus menyuruh menghafal perkalian disetiap selesai les, sehingga saya akhirnya mampu menghafal perkalian tersebut.

d.  Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
--> Ketika saya sedang training kerja, saya mendapatkan gaji yang tetap sehingga saya tidak begitu termotivasi. Lalu sekarang saya sudah menjadi pekerja tetap, gaji yang saya dapatkan pun tergantung pada seberapa sering saya tampil dipanggung dan berapa jam saya mengajar, murid yang saya ajar ada berapa orang. Berarti hal ini menjelaskan perkembangan dari teori Skinner tentang reinforcement schedule.

e. Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa
--> Ketika saya belajar tentang teori belajar Skinner, saya mengerti apa beda punishment dengan reinforcement negatif.



2. Kaitan pengalaman dengan perspektif psikologis
Kalau dari semua pengalaman dihubungkan dengan perspektif psikologis, saya menghubungkannya dengan perspektif behavioris, karena dari pengalaman-pengalaman saya, saya mengambil teori dari Skinner dimana adanya penguatan-penguatan, adanya pembelajaran operan dan adanya reinforcement schedule.

Rabu, 12 September 2012

Tugas Analisis Kelompok

Kelompok 4:
Deepraj Kaur (10-051)
Venti Ayu Wibawa (10-070)
Riana Octhaviany (10-079)

Berdasarkan analisis kasus yang telah diperoleh dari masing-masing anggota kelompok maka kami menyimpulkan bahwa:
Sebenarnya setiap anak itu unik dimana mereka dapat memahami atau dapat dibentuk perilakunya dengan menggunakan metode yang berbeda untuk setiap anak. Misalnya ada anak yang harus diberi punishment dan reward terlebih dahulu untuk dapat memahami materi yang diajarkan oleh gurunya, ada juga anak yang harus diberikan reward berupa pujian dan senyuman saja untuk memacu motivasi mereka dalam memahami pelajaran serta ada anak yang dapat diajarkan dengan metode hukuman dan ada juga yang semakin merosot turun kemampuan akademisnya ketika diberi hukuman.
Metode yang dikemukakan oleh Skinner cukup sesuai untuk diterapkan pada metode pengajaran sehari-hari karena memiliki berbagai cara untuk menguatkan perilaku positif dan menghilangkan perilaku negatif. Namun, kelompok kami lebih menyoroti metode pemberian hukuman yang dikemukakan oleh Skinner dimana pada teorinya Skinner meyatakan bahwa pemberian hukuman dapat mengurangi perilaku negatif/ yang tidak diinginkan namun pada prakteknya sering sekali guru memberikan hukuman yang berlebihan kepada muridnya yang menyebabkan murid justru menjadi pasif dan merasa tidak aman jika mereka berada disekolah.

Selasa, 11 September 2012

Pengalaman individu

Pengalaman:
Ketika saya kelas 5 SD saya  pern ah mendapatkan nilai 20 (merah) untuk pelajaran bahasa indonesia. Ketika itu saya tidak sekolah selama 2 minggu dikarenakan sakit yang cukup parah sehingga terpaksa harus libur sementara. Sewaktu saya masuk sekolah, saya tidak memiliki persiapan untuk ujian bahasa indonesia sehingga nilai yang saya dapatkan tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Saat pembagian rapor, nilai saya bisa dikatakan semunya tinggi kecuali pelajaran bahasa indonesia. Karena saya takut dimarahi orangtua saya menandatangani rapor tersebut dengan menirukan tanda tangn mama dan mengembalikannya ke wali kelas. Namun sayangnya wali kelas saya menyadari apa yang saya lakukan dan melaporkannya pada orang tua saya. Ketika dirumah, orang tua saya memarahi dan menasehati saya bahwa nilai merah bukan masalah dan yang terpenting saya sudah usaha dan tidak menandatangani rapor sendiri lagi.

Pembahasan:
Dalam pembahasan dengan teori Skinner dikatakan bahwa penguatan ada penguatan positif dan juga penguatan negatif. Dalam hal ini, orang tua saya memperkuat perilaku melalui penghentian atau penghilangan perilaku. Kemudian setelah dinasehati oleh orang tua saya, saya pun bisa dikatakan lebih berusaha untuk mendapatkan mana yang lebih baik dan tidak mendapat nilai merah lagi dan saya selalu memberikan rapor saya pada orang tua saya dan jika ada nilai merah saya mencoba jujur dan memberikan rapor tersebut kepada orang tua saya.
Dalam kasus ini juga saya melakukan escape behavior dimana memberi respon yang menimbulkan penghentian dan penghilangan stimulus diskriminatif, misalnya belajar agar tidak mendapat nilai merah dan agar dapat menghilangkan sikap untuk tidak memberi rapor pada orang tua.

Teori Proses Belajar Skinner


Nama kelompok :

ANALISIS EKSPERIMENTAL PADA PERILAKU
Skinner menyebut refleksi seseorang sebagai elicited response (respon yang dimunculkan) karena respon ini otomatis dipicu oleh stimulus tertentu, contohnya kaki yang diketuk palu akan memberikan reflek menendang.
Skinner juga menamakan perilaku sebagai emitted response (respon yang dikeluarkan), namun periset harus memanipulasi kejadian - kejadian yang dapat diamati dalam latar yang dikontrol, contohnya mengendarai mobil, bersenandung sambil menyanyi.

Riset yang ditemukan Skinner mengindikasikan bahwa outcome yang dihasilkan oleh suatu respon adalah peristiwa yang mengubah perilaku. Perilaku yang dilakukan secara umum merupakan perilaku yang terjadi setelah adanya penguatan
Ada 4 faktor dalam penguasaan pola perilaku:
1) Faktor Pembentukan
2) Jadwal Penguatan
Penguatan itu sendiri harus diberikan dengan jadwal yang sesuai dengan perilaku apa yang ingin ditimbulkan. Jadwal penguatan terdiri atas penguatan rasio, penguatan variabel, dan yang efektif  penguatan variabel-rasio.  
  • Penguatan rasio --> penguatan yang dilakukan dengan cara memberikan reward setiap rasio tertentu misalnya setiap 5 menit sekali dsb.
  • Penguatan variabel --> penguatan rasio ataupun interval dimana respon menlambat pada awalnya kemudian disusul dengan rata” yang meningkat.
  • Penguatan Variabel-rasio --> penguatan yang pada awalnya sering diberikan dan kemudian dikurangi pemberiannya.
Skinner mengganti istilah imbalan dengan istilah konsekuensi yang menguatkan (reinforcing consequences) dan penguatan (reinforcement), dan mendefinisikannya dalam makna kaitannya dengan perilaku.
3) Konsep Kegunaan Negatif
4) Perilaku yang diatur peraturan

Skinner mengidentifikasikan 3 komponen belajar sebagai :
  • Stimulus diskriminatif  
  • Respons (R)
  • Stimulus penguat 



Dalam penguatan yang kita lakukan tidak selamanya berfungsi dalam hal yang positif sebagian juga dapat berdampak negatif misalnya jadwal penguatan variabel rasio yang digunakan untuk burung merpati agar dapat mematuk cawan jika burung tersebut terus menerus mematuk cawan sampai memaksakan diri maka paruhnya akan bengkak hal ini lah yang disebut dengan konsep kegunaan negatif. Konsep kegunaan negatif merupakan efek negatif / efek yang tidak diharapkan dari proses penguatan yang dilakukan. Selain penguatan salah satu cara kita untuk mengatur atau membetuk perilaku adalah dengan menggunakan peraturan. Perilaku yang diatur peraturan (Rule-Govern) secara kita sadari atau tidak sudah memberntuk perilaku kita misalnya kita selalu hadir tepat waktu pada perkuliahan karena peraturannya tidak memperbolehkan untuk terlambat.

PRINSIP PEMBELAJARAN
Skinner tertarik dengan pendidikan ketika putrinya sekolah dan ia mulai menggunakan dan mengembangkan teknik penguatan di ruang kelas dengan menggunakan instruksi  serta langkah demi langkat dan alat mekanik yang disebut mesin pengajaran. Pendidikan di sekolah pada umumnya kurang efektif karena hanya menggunakan guru sebagai mesin pengajar dan anak murid bertindak pasif serta jumlah siswa yang melebihi kapasitas dalam satu ruang membuat motivasi siswa menjadi rendah. Oleh karena itu ada beberapa perubahan yang diimplementasikan dengan cara mempersiapkan tahapan belajar yang lebih mirip dengan kehiduapan sehari-hari yang juga problematis. Ketika terjadi permasalahan dikelas guru dapat menggunakan stimuli diskriminatif baik itu stilmuli verbal maupun nonverbal yang dapat mengarahkan perhatian siswa menjadi fokus kembali.  Selain itu aspek penting dari pembelajaran yang sukses adalah guru dapat mentransfer kontrol stimulus yang memberi petunjuk pada diri pelajar.  Yang terpenting dari pembelajaran adalah pemberian penguat alamiah yang tepat. Selain itu pembentukan perilaku dikelas harus diawali dengan spesifikasi yang jelas tentang perilaku yang akan dipelajari, ketrampilan awal diidentifikasi serta pemberian program yang bertahap dan hati-hati. Dalam proses belajar mengajar juga dikenal dengan istilah mesin pengajaran yang dikembangkan oleh skinner dimana yang menjadi favorit adalah komputer yang dianggap dapat memberikan penguatan kepada siswa dengan catatan grafis dan animasi harus dikurangi agar tidak mengganggu perhatian siswa saat belajar.

APLIKASI DALAM PENDIDIKAN
Banyak program manajemen behavioral yang muncul pada 1950-an adalah kombinasi dari pengkondisian berpenguat dengan metode lain. Misalnya, time-out yang merupakan periode mengasingkan individu untuk sementara dari latar yang memberikan penguatan. Teknik ini menggunakan penghilangan penguat, mereka adalah sebentuk hukuman dan menimbulkan efek samping emosi negatif. DISTAR atau yang kini disebut SRA reading mastery merupakan suatu program yang sangat terstruktur dimana anak diajari sesuai dengan level keterampilan mereka.
Karakteristik Pemelajar
Ini merupakan suatu perilaku tertentu yang dibawa siswa ke situasi belajar, dan karakteristik itu mungkin mempengaruhi perolehan perilaku baru, diantaranya :
1.      Perbedaan individual. Dapat berasal dari bakat genetik organisme dan sejarah penguatan tertentu.
2.      Kesiapan belajar
3.      Motivasi

PROSES KOGNITIF DAN PENGAJARAN
Fokus dari pengajarannya ialah :
1.     Transfer belajar. Menurut perspektif skinner, ketika latihan disuatu area keterampilan meningkatkan performa di area lain, elemen yang sama akan diperkuat “setiap kali elemen itu muncul”.
2.   Keterampilan “cara belajar”. Perilaku tertentu yang biasanya diidentifikasi dengan pemikiran harus dianalisis dan diajarkan. Perilaku itu adalah perilaku manajemen diri intelektual (precurrent). Perilaku itu juga bersifat tertutup (covert). Respon precurrent lainnya adalah memperhatikan stimuli, menggarisbawahi ide-ide penting dalam materi teks, dan menata ulang elemen-elemen di dalam suatu situasi masalah sehingga solusinya bisa lebih mungkin diperoleh.
3. Mengajarkan pemecahan masalah. Untuk memaksimalkan kemungkinan solusi, individu harus mengubah situasi sehingga dia dapat merespon dengan cepat. 
Langkah-langkahnya antara lain :
a. mereview masalah secara hati-hati dengan mengklarifikasi kesulitan ;
b. menata ulang komponen-komponen masalah ; dan 
c. mencari kemiripan antara masalah dengan masalah lain yang telah dipecahkan.

Mengembangkan Strategi Kelas
Mengembangkan strategi kelas dapat menggunakan teknologi Skinner dengan 3 cara :
a.       Menggunakan stimuli diskriminatif dan penguatan dalam interaksi di kelas secara tepat.
b.      Mengimplementasikan langkah-langkah pembentukan  di dalam pengajaran.
c.       Menyusun materi pengajaran yang diindividualisasikan.