animasi blog

Jumat, 11 Februari 2011

Penggunaan Email dan Blog

Kelompok 19 :
  1.  Jilly Chandra ( 10-022 )
  2. Veronica ( 10-026 )
  3. Venti Ayu Wibawa ( 10-070 )
  4. Dede Suhendri ( 10-078 )

Menurut pandangan kelompok kami, penggunaan email dan blog sesuai dengan psikologi pendidikan sangat membantu dalam pembelajaran khususnya pengenfisiensian waktu, misalnya diskusi antar kelompok yang biasanya harus dilakukan dengan tatap muka. Kini sudah bisa dilakukan melalui internet. Hasil diskusi juga bisa diserahkan kepada dosen pengampuh melalui email dan blog, sehingga tidak harus dating ke kampus hanya untuk mengumpulkan tugas. Selain itu, pengiriman tugas melalui email dan blog juga dapat membantu mengatasi masalah global warming karena mengurangi penggunaan kertas dan bahan bakar minyak untuk transportasi. 

Penggunaan email dan blog sebagai media pembelajaran seperti yang tersebut di atas masih kurang diaplikasikan di kota Medan. Tidak semua sekolah telah difasilitasi dengan inet  sehingga pembelajaran dengan teknologi ini belum dapat diterapkan. Padahal di era globalisasi ini, penggunaan teknologi seperti email dan blog sangat penting dalam dunia psikologi pendidikan dan dunia pekerjaan. Oleh karena itu, psikologi pendidikan sudah seharusnya bersentuhan dengan teknologi ini, khususnya penggunaan email dan blog.

Daftar Pustaka :
Munir.2010.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Ekonomi (Cetakan ke-2). Bandung: Alfabeta 

Selasa, 08 Februari 2011

Penggunaan internet belum digunakan secara tepat

Dalam penggunaan internet selama ini, sering ada ketidak tepatan dalam penggunaannya. Dalam dunia pendidikan sebenarnya internet itu sangatlah berguna bagi pelajar. Sebagai contoh, dalam penggambilan materi,artikel maupun yang lainnya internet sangat membantu,ada google,wikipedia dan sebagainya yang mencakup seluruh dunia. Seluruh dunia dapat mengakses apapun yang ingin diketahuinya. Seperti di Indonesia, pembelajaran oleh komputer & e-Learning sudah mulai dapat terlihat. Tetapi di dalam penggunaannya tersebut, sering terdapat ketidak tepatan dalam penggunaannya. Saat ini, banyak adanya gama-game online, jejaring soaial seperti FB, Friendster, Twitter, MSN,YM dan lain sebagainya. Hal tersebut membantu kita mengetahui hal banyak di dunia ini. Baik menyangkut hal yang berguna mauupun hal yang tidak berguna. Ketepatan penggunaan internet untuk pendidikan pun akhirnya berkurang. Teknologi sekarang membuat beberapa ancaman baru terhadap anak-anak bangsa yang cerdas. Banyak sekali siswa-siswi sudah biasa membuang terlalu banyak waktu main games, misalnya Play Station dan Games Online, menghabiskan banyak waktu di Internet di situs-situs hiburan (atau cari jodoh) seperti FB, YM dan Friendster di mana mereka hanya menghabiskan waktu, yang sangat tidak produktif.

Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah hal-hal dalam penggunaanya sudah diatasi. Implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara seimbang (bukan secara proyek). Sering pengumuman yang muncul di media mengenai teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian dan pengalaman di dunia pendidikan. Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu kelihatannya juga diangkat sebagai solusi umum.http://e-pendidikan.com/

Rabu, 02 Februari 2011

Standar Kelulusan UN Indonesia Layak Gak Sih?

Kalau bicara tentang standar pendidikan di Indonesia, banyak sekali komentar yang timbul. Mulai dari yang mengatakan kalau pendidikan di Indonesia sudah cukup, masih kurang, adapun yang bilang sudah berlebihan.

Negara kita Indonesia itu sangatlah luas. Tentu saja pendidikan yang ada itu berbagai macam. Ada yang bertaraf internasional ataupun nasional-plus dan banyak lagi. Kita ambil saja contoh dari negara kita ini. Standar pengajaran di perkotaan dan pedesaan itu bisa saja berbeda. Mungkin saja diakibatkan dari SDM yang memiliki kemampuan kurang.
Sering terjadi demo akibat protes atas pendidikan di Indonesia, terutama saat menjelang UN misalnya. Standar kelulusan menjadi topik utama adanya aksi-aksi demo yang terjadi. Sebagian mengatakan standar kelulusan untuk UN itu terlalu tinggi, ada yang mengatakan terlalu rendah dan ingin pemerintah menaikkan standar kelulusan itu lagi.

Kadang terdengar isu adanya penjualan jawaban UN saat menjelang UN. Apakah sampai begitu susahny, sampai-sampai orang begitu rela mengeluarkan uang untuk jawaban? Tapi kenapa ada yang bilang standar kelulusan itu masih dianggap terlalu rendah? Sebenarnya apa yang harus dilakukan untuk pendidikan di Indonesia, terutama untuk standar kelulusan UN tersebut?