Kelompok 19 :
- Jilly Chandra ( 10-022 )
- Veronica ( 10-026 )
- Venti Ayu Wibawa ( 10-070 )
- Dede Suhendri ( 10-078 )
PERENCANAAN
Pendahuluan
Pada kesempatan yang kami dapatkan, topik yang kami pilih adalah "Dinamika mengajar pada guru profesional" dengan judul "Keefektifan Metode Teacher-Centered dalam Pelajaran Matematika Terhadap Pemahaman Siswa-Siswi SMA Harapan Mandiri Jurusan IPS". Judul ini dibentuk berdasarkan fenomena yang telah terjadi di sekolah-sekolah kota Medan, bahwa kebanyakan sekolah-sekolah tingkat SMA menggunakan metode pengajaran teacher-centered. Dalam penyampaian materi pelajaran, materi disampaikan dengan beragam cara dan berbeda-beda pada setiap guru. Cara penyampaian kepada siswa-siswi ini sebagai penentu apakah materi kemudian dapat dipahami dengan baik atau tidak. Penyampaian ini tentunya dapat dinilai oleh siswa-siswi, apakah materi disampaikan guru dengan baik atau tidak baik, paham atau tidak paham. Dan kesempatan kali ini, keefektifan metode teacher-centered terhadap pemahaman siswa-siswa SMA akan kami teliti.
Landasan Teori
Sekolah merupakan suatu lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Anak-anak diajarkan tata krama, diberi pengetahuan, dan diasah kemampuan serta keterampilan mereka agar mereka nantinya memiliki modal yang cukup saat berada dan bekerja dalam masyarakat. Guru-guru yang berbeda ada di setiap sekolah, dengan metode-metode belajar yang berbeda-beda pula. Berdasarkan teori psikologi pendidikan, ada dua metode pengajaran yang digunakan guru, yaitu:
- Teacher-Centered
Teacher-centered learning adalah suatu sistem pembelajaran dimana pengajar menjadi pusat dari kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Di sini ilmu di transfer secara cepat dari pengajar kepada pelajar sehingga daya serap dari mahasiswa lemah karena dosen hanya memberi materi.
- Learner-Centered
Learner-Centered Learning lebih merupakan pembelajaran yang berpusat pada pelajar. Pelaksanaan metode pembelajaran ini diarahkan pada integrasi knowledge management system sehingga diharapkan menghasilkan intellectual capital yang bermanfaat. Dengan metode pembelajaran ini, pelajar bukan lagi sebagai obyek dari pengembangan ilmu pengetahuan namun diharapkan menjadi pelaku aktif dari pengisi konteks di dalam proses pembelajaran. Pengajar hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.
Kedua metode ini memiliki keunggulan, kelemahan, dan ciri khususnya masing-masing. Metode-metode ini tentunya memberikan pengaruh yang berbeda bagi anak-anak ataupun siswa-siswi yang menuntut ilmu di sekolahnya. Pengajar memainkan peranan penting karena bisa saja suatu sekolah menggunakan kedua metode tersebut tergantung pada guru yang memberikan atau mengajarkan materi tersebut. Pengajar dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi dan metode. Pengajar juga harus dapat mengontrol kelas agar pengetahuan atau ilmu yang didapatkan maksimal.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan kami gunakan adalah:
- Kuesioner
- Alat-alat tulis
- Kamera
Kuesioner dibagikan kepada murid-murid dengan dua kelas yang berbeda dan diisi, kemudian kami kategorisasikan kuesioner yang termasuk kategori efektif, tidak efektif, dan tidak kedua-duanya. Setelah dikategorisasi, kuesioner kemudian dihitung jumlahnya. Jika kedua kelas dengan kuesioner yang kategorinya efektif lebih banyak daripada tidak efektif, maka kesimpulannya adalah metode teacher-centered efektif dalam pengajaran matematika. Dan sebaliknya, jika kedua kelas dengan kuesioner yang kategorinya efektif lebih sedikit daripada tidak efektif, maka kesimpulannya adalah metode teacher-centered tidak efektif dalam pengajaran matematika. Apabila kelas pertama dengan kuesioner yang kategorinya efektif lebih banyak dan kelas kedua dengan kuesioner yang kategorinya efektif lebih sedikit dan sebaliknya, maka metode teacher-centered tidak mempengaruhi pemahaman siswa, tetapi cara pengajaran guru yang harus diteliti kembali.
Objek atau Subjek
Subjek yang kami teliti adalah dua kelas siswa - siswi jurusan IPS yang bersekolah di Sekolah Harapan Mandiri, SMA Methodist-2, SMA Sutomo 1, dan SMA Sutomo 2. Tetapi hanya satu sekolah yang kami pilih, melihat apakah izin diberikan sekolah kepada kita untuk melakukan penelitian.
Kalkulasi Biaya
Biaya yang diperkirakan untuk menjalankan penelitian ini adalah:
- 100 buah fotokopi kuesioner timbal balik @ Rp. 100,- = Rp. 20.000,-
- 100 buah snack @ Rp.500,- = Rp. 50.000,-
- Total biaya yang dikeluarkan = Rp. 70.000,-
PELAKSANAAN
Pada pelaksanaan penelitian ini, kami awalnya berkumpul di lokasi tujuan penelitian, yaitu sekolah Harapan Mandiri, Jl. Brigjend. Katamso, Medan, yang berlangsung pada tanggal 7 Mei 2011, pukul 08.30. Kemudian, setelah mendapat izin masuk dari guru BP, kelas yang menjadi subjek eksperimen kami masuki. Penjelasan mengenai penelitian dan cara pengisian kuesioner kami jelaskan dengan detail. Pengisian kuesioner dimulai, dan kemudian dikembalikan kepada kami, serta reward yang berupa makanan ringan kami bagikan pada siswa-siswi SMA Swasta Harapan Mandiri Medan.
Proses penelitian ini dilanjutkan di satu kelas lainnya dengan prosedur yang sama. Pada pukul 09.20, pengambilan data untuk penelitian selesai. Kemudian kuesioner kami kategorisasikan menjadi tiga bagian. Setelah hasil dari penelitian kami dapatkan, penelitian tersebut kami diskusikan kembali dan terakhir, kesimpulan terbentuk.
PELAPORAN DAN EVALUASI
Laporan
Dari 66 sampel dengan kelas pertama berjumlah 31 siswa dan kelas kedua berjumlah 35 siswa, diperoleh hasil berupa:
1. Kelas XI IPS 3 (kelas pertama)
- Siswa yang setuju berjumlah 14 siswa
- Siswa yang tidak setuju berjumlah 7 siswa
- Siswa yang netral berjumlah 10 siswa
- Siswa yang setuju berjumlah 11 siswa
- Siswa yang tidak setuju berjumlah 18 siswa
- Siswa yang netral berjumlah 6 siswa
Poster
Evaluasi
Sebenarnya, pembuatan tugas mini proyek ini seharusnya dimulai pada bulan Februari. Namun, tugas selalu kami tunda, sehingga terjadi penyimpangan antara perencanaan dengan pelaksanaan. Pembuatan perencanaan dan proses pelaksanaan berbeda, yaitu dari membuat membuat kuesioner hingga pelaksanaan penelitian. Kuesioner kami buat pada minggu pertama dari bulan Mei, sama seperti penentuan sekolah dan meminta surat izin. Pada perencanaan, surat izin ingin kami kirim tidak pada saat yang bersamaan pada pelaksanaan penelitian, namun akhirnya surat izin kami kasih pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan penelitian. Biaya pengeluaran pun terjadi penyimpangan dari perkiraan. Biaya fotokopi mencapai Rp. 40.000,-, tetapi biaya untuk reward adalah Rp. 49.000,-, dibawah biaya perkiraan.
Testimoni
Kelompok : Ada kesalahan yang kami buat, tetapi untung Bu Dina mau membantu kami menyelesaikan kesalahan ini. Sangat menguras waktu dan tenaga, tetapi dengan bantuan sesama anggota kelompok, semua menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Jangan terlalu sering menunda tugas, supaya semua berjalan lancar dan tidak terburu-buru.
Jilly : Selama pengerjaan penelitian ini, saya menjadi lebih tahu adanya hubungan antara metode pengajaran dengan pemahaman siswa. Selain itu, saya juga menjadi lebih mengenal dan mengetahui karakter dari teman kelompok, sehingga dapat belajar sesuatu yang sebelumnya tidak saya dapatkan sama sekali.
Dede : Yang pasti, membuat penelitian itu menyenangkan. Namun tidak mudah untuk melakukan penelitian, perlu kerja keras yang tinggi. Kesabaran sangat diperlukan dalam membuat tugas kelompok.
Veronica : Ternyata membuat suatu penelitian itu menyenangkan. Dari yang tidak tahu apa-apa, jadi tahu. Rasa ingin tahu dengan masalah penelitian kami membuat saya jadi semangat untuk melakukan penelitian sampai akhirnya selesai juga.
Venti : Penelitian itu tidak gampang, usaha sangat diperlukan dalam melakukan sebuah penelitian. Tetapi, ini akan menjadi pengalaman yang berharga.
Dokumentasi
Daftar Pustaka
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar