Kamis, 03 Maret 2011
Penilaian terhadap film GENG (upin-ipin)
Film selama 90menit itu sangatlah mengadung banyak arti menurut saya. Film yang membutuhkan kerja keras tim nya untuk membuat itu, membutuhkan waktu yang cukup relatif lama. Dimana, untuk membuat film yg 90menit di butuhkan waktu 3 tahun dalam pembuatannya, beda jauh sekali kan? Tapi film tersebut sangat membuat saya kagum, dimana animasi nya seperti benar-benar hidup, suara-suara imut , sangar, yang sering terdengar dalam upin-ipin yang biasa lebih dibuat sangat menarik perhatiannya. Menurut saya, dalam film ini dapat di tarik kesimpulan bahwa membuat sesuatu itu harus dengan kerja keras, semangat, dan pantang menyerah, untuk arti dalam filmnya sendiri, lebih mengarah pada manusia dan hewan itu dapat menjalin persahabatan, juga jangan menyakiti binatang.
KRITERIA PASANGAN (apa itu cinta sejati?)
Salah satu yang akan saya bahas dalam blog saya ini adalah tentang kriteria pasangan. Biasanya orang-orang kalau di tanya tentang, "Apa saja sih kriteria pasangan yang anda idam-idam kan itu?" Jawaban yang sering saya dengar, sering saya temukan itu biasanya adalah kalau buat yang wanita, biasanya bilang: pengennya yang tinggi, setia pastinya, mapan, bijaksana, romantis, pandai, sayang keluarga, menyayangi saya, dan menghargai saya sebagai pasangannya. Kalau buat yang pria, yang sering terdengar adalah ingin yang cantik, berambut panjang, tidak kekanak-kanakan, bersifat keibuan tapi tidak seperti ibu-ibu, tidak terlalu berfoya-foya, sexy, langsing, tidak banyak menuntut, pengertian dan perhatian. Sebaliknya, apa itu CINTA? sering di pertanyakan oleh orang, dalam memaknai arti cinta adalah dengan memberi. Cinta tidak datang karena manusia saling menerima. Itu ada karena manusia pertama-tama saling memberi, dan akhirnya terbentuklah kata cinta. Bukan karena mencari sesuatu yang kita inginkan dan kemudian mendapatkan cintanya. Bagi saya, mungkin cinta itu relatif, awalnya mencari-mencari dan mencari sesuatu yang tak pasti. Seperti air sungai mengalir terus menerus untuk mencapai tujuannya pada ujung. Cinta itu dapat dimengerti, walau kadang sulit, tapi kita anda telah menemukan seseorang dan anda menerima dia apa adanya, menerima kekurangan dan kelebihannya itu artinya anda telah menemukan cinta sejati.
Pengaruh teknologi (game) dengan kognisi anak
Pengaruh teknologi di dunia sekarang sangatlah luas, baik untuk kalangan muda maupun yang dewasa. Mesin-mesin yang di ciptakan oleh manusia ini sangatlah luar biasa banyak kegunaannya.Contohnya, kebanyakan yang melakukan sistem interaksi dengan manusia itu adalah mesin-mesin atau yang biasa sering dibilang robot. Robot-robot itu membuat makanan (robot pembuat sushi) di Jepang http://ndoware.com/robot_koki.html, robot pemberi karcis (di jalan tol), dan lain sebagainya. Teknologi juga sangat efektif sebagai media pembelajaran, dalam bisnis bisa sebagai media untuk berinteraksi antara pelanggan dengan si penjual, banyak contoh teknologi, bukan hanya dalam sistem online atau internet yang sangat canggih. Tetapi dalam hal permainan anak-anak, teknologi mesin yang dapat merangsang kognisi otak anak-anak http://bataviase.co.id/node/247663 juga sudah sangat canggih. Hal ini mungkin akan berakibat buruk bagi sang anak, menyebabkan anak-anak malas belajar atau menjalankan aktivitas-aktivitas lainnya serta cenderung menutup diri. Maka dari itu, kebanyakan orangtua sering melarang anak-anaknya bermain video game. Padahal, pengaruh teknologi ini, misalnya video game itu ada pengaruh positifnya juga dalam peningkatan kemampuan visual dan spasial seorang anak, dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mempelajari keterampilan baru, permainan yang memadukan unsur imajinasi dan teknologi itu bisa pula mempertajam daya pikir mereka, dapat meningkatkan ketajaman dan ke-cepatan berpikir anak, mempertajam kemampuan dan kecepatan berpikir serta meningkatkan sisi kognitif (kepandaian) otak anak, terutama untuk game yang bersifat action dan puzzle, game yang membutuhkan tingkat perhatian dan fokus visual cepat dan gerakan mo-torik yang tepat dapat meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam berpikir.
Namun, para orang tua harus berperan aktif dalam mengatur jadwal bermain video game bagi anak-anak mereka agar tidak berlebihan. Karena bermain video game terlalu berlebihan dapat menggantikan kegiatan fisik dan memengaruhi perkembangan mental anak-anak.
Selasa, 01 Maret 2011
E-Learning dan Learner-Centered
Venti Ayu Wibawa (10-070)
Jilly Chandra (10-022)
Veronica (10-026)
Dede Suhendri (10-078)
Jilly Chandra (10-022)
Veronica (10-026)
Dede Suhendri (10-078)
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari dikti.go.id, peserta didik di zaman informasi ini mempunyai kecenderungan gaya belajar aktif, sequential, sensing, dan visual (Felder dan Soloman, 1993). Generasi muda sekarang sudah mempunyai istilah baru, yaitu "Generasi Z", yaitu generasi yang sudah mahir menggunakan teknologi zaman ini. Kita, sebagai generasi Z ini, harus menggunakan proses learner centered daripada teacher centered yang biasa digunakan di masa sekolah. Untuk menggunakan proses pembelajaran seperti ini, harus ada sebuah penyesuaian, sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Perlunya penyesuaian karena metode pembelajaran teacher-centered berbeda dengan learner-centered. Peserta didik dituntut untuk lebih aktif pada proses pembelajaran, sedangkan pembimbing hanyalah menjadi mediator. Proses pembelajaran ini seharusnya telah diterapkan semasa di sekolah, tepatnya pada SMA, sehingga siswa maupun mahasiswa siap untuk terjun ke lapangan kerja.
E-learning merupakan salah satu learner centered. Bayangkan kalau e-learning merupakan teacher-centered, maka pembimbing akan ceramah, sedangkan kita tidak tahu apakah peserta didik mengikuti pembelajaran atau tidak. Jadi, learner centered membuat peserta didik tidak akan bosan karena hanya duduk mendengarkan/membaca penjelasan guru di dalam kelas.
Langganan:
Postingan (Atom)